Review Buku: Lelaki-lelaki tanpa Perempuan

Buku lelaki-lelaki tanpa perempuan
Cover lelaki-lelaki tanpa perempuang
Foto dari Gramedia
  • Judul: Lelaki-lelaki tanpa Perempuan
  • Pengarang: Haruki Murakami
  • Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
  • Tanggal terbit: 15 april 2022
  • Jumlah halaman: 268
  • Ukuran: 13,5 cm x 20 cm
  • ISBN: 978-602-481-766-4
  • Bahasa: Indonesia
  • Klasifikasi usia: Dewasa

Link pembelian:

Button tokopedia
button shopee

Sedikit cerita, jadi buku Lelaki-lelaki tanpa Perempuan ini merupakan buku kedua karya Haruki Murakami yang sudah aku baca. Sebelumnya aku pernah baca juga karya beliau yang berjudul Orang Pertama Tunggal. Di buku pertama tersebut, aku sangat terkesima dengan cara beliau bercerita, karena beraneka ragam latar tempat di masing-masing cerita yang ada dalam buku tersebut aku bisa menggambarkan dengan jelas dan mudah di benakku.

Setelah aku selesai membacanya, aku jadi penasaran dengan karya beliau lainnya. Sehingga tibalah disini, aku, sedang menulis review buku kedua dari beliau yang berjudul Lelaki-lelaki tanpa Perempuan.

Review

Di dalam buku Lelaki-lelaki tanpa Perempuan ini terdapat 7 cerita yang satu sama lainnya tidak saling berhubungan. Walaupun begitu, setiap ceritanya membahas 1 topik yang sama yaitu hubungan antara laki-laki dan perempuan. Topik inilah yang menurutku menjadi daya tarik dari buku ini, karena banyak hal yang mengejutkan.

Bicara tentang tokoh, ada beragam usia dan profesi yang ada dalam setiap cerita, diantaranya: aktor, dokter bedah plastik, bartender, mahasiswa, dan masih banyak lainnya. Melalui tokoh-tokoh inilah, Haruki Murakami meracik ceritanya menjadi cerita yang menurutku sangat aneh dalam perihal berhubungan.

Selain perihal hubungan yang aneh, ada 1 lagi hal aneh yang kutemukan di buku ini, yaitu latar ceritanya. Tapi ini hanya muncul dalam 1 cerita saja. Ketika membaca cerita yang satu ini, otakku kesulitan untuk menggambarkan situasi yang ada. Bahkan sampai sekarangpun, aku masih belum terlalu yakin akan terjemahan otakku.

Kemudian keanehan berikutnya adalah judul dari buku ini yang tidak sesuai dengan cerita di dalamnya. Buku ini kan berjudul “Lelaki-lelaki tanpa Perempuan”, namun dalam setiap ceritanya, tokoh laki-laki pasti bersama tokoh seorang perempuan. Ada yang sebagai seorang istri, kekasih, atau tanpa status. Dan hampir semuanya itu berhubungan intim. Apa maksud Murakami-san memberikan judul ini? Apakah beliau punya kondisi khusus yang mendefinisikan arti “Lelaki-lelaki bersama Perempuan”?

Demikian review buku Lelaki-lelaki tanpa Perempuan ini. Kalau teman-teman ada pertanyaan atau pendapat tentang buku ini, silahkan komen di kolom komentar ya.

Sampai jumpa di review buku selanjutnya 👋

2 thoughts on “Review Buku: Lelaki-lelaki tanpa Perempuan”

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *